Sunday, April 25, 2010

ANGKA KELULUSAN TINGGI=MUTU SEKOLAH TINGGI ?

Alhamdulillah, usai sudah salah satu 'hajatan nasional' Departemen Pendidikan Nasional RI dengan 'gong besar' diumumkannya hasil ujian nasional tingkat SMA/MA atau yg sederajat pada tanggal 26 April 2010 senin besok.

Terlepas dari prokon ( ada yg mendukung ,ada yg menolak ), tujuan pagelaran UN adalah baik. Dan dikatakan oleh para pejabat dan beberapa pakar pendidikan, bahwa UN punya manfaat untuk memetakan kualitas suatu sekolah yg melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran kepada anak bangsa. Dan harapan Pemerintah dan juga kita semua bangsa Indonesia adalah bahwa hasil ujian nasional suatu sekolah akan menunjukkan kualitas pendidikan dan pengajaran di sekolah tsb. Hasil ujian nasional di suatu kabupaten/kota akan menunjukkan kualitas pendidikan di kabupaten/kota tsb. Hasil ujian nasional di suatu propinsi menunjukkan kualitas pendidikan di propinsi tsb. Dan, pada akhirnya hasil ujian nasional secara keseluruhan menunjukkan kualitas pendidikan nasional di Republik ini.
Atau kalo boleh saya ringkas mjd: hasil UN = kualitas pendidikan. Mungkin dalam hati dan pikiran kebanyakan kita yg menaruh perhatian thd dunia pendidikan, bertanya : apakah tingkat kelulusan berbanding lurus dg kualitas pendidikan ?
Jawabannya bisa ya bisa juga tidak.

Jawaban bisa ya, jika UN dilaksanakan dengan / secara jujur oleh semua yg terlibat dalam kegiatan tsb. Mulai dari siswa peserta yg mengerjakan soal-soal UN, panitia pelaksana di setiap satuan pendidikan hingga panitia pelaksana tingkat nasional. Nah, jika hal itu benar terjadi maka bolehlah kita mengatakan hasil un=kualitas pendidikan.
Dan jika yang terjadi sebaliknya ? Maka jawabannya adalah tidak.
Benar atau salah, itulah yang ada dalam pikiran saya.

Saturday, April 24, 2010

CARA MEMPERBAIKI NASIB DIRI

"Sesungguhnya Alloh tidak akan merubah suatu kaum, sehingga kaum itu mau melakukan perubahan".
Kalimat diatas tercantum dalam salah satu ayat dari Al Qur'an..( surat apa ? Ayat ke berapa ? ..
belum temu nih ).
Ya..ayat ini secara jelas dan tegas, bahwa Sang Maha Pencipta mengingatkan pada manusia tentang adanya fenomena perubahan. Evelyn Waugh mengatakan, perubahan adalah satu satunya bukti kehidupan ( di bumi ).

Hal benar yang harus kita akui adalah bahwa perubahan adalah hal yg biasa bagi manusia. Tapi anehnya, banyak di antara manusia tidak menyadari sesuatu telah berubah, mendiamkannya, tdk meresponnya.
Pada dasarnya manusia bisa menerima suatu perubahan. Yang sebenarnya terjadi, adalah manusia bukan nya enggan berubah/merubah, tetapi manusia itu enggan dirubah. Ini mengandung makna bahwa perubahan akan terjadi dan muncul dari dalam diri manusia yg akan mengerjakan perubahan. Akan tetapi beberapa di antara manusia itu butuh sosok pemimpin yg bisa memimpin mereka untuk berubah. Menurut Renald Khasali, pemimpin harus bisa bertindak seperti seorang seniman profesional yang menggunakan "bell" perubahan seakan akan bkn berasal dari pemimpin, melainkan dari para manusia yg akan mengerjakan perubahan itu sendiri. Bel ini disebut "a wake up call", yaitu bel yg membangunkan kita dari tidur malam. Begitu bel berbunyi kita merasa kesal, jengkel, tdk suka, namun juga berterima kasih. Kita bangkit dari tidur, meski mungkin dg rasa malah dan kantuk masih melekat.
Sebagian besar manusia berpikir kalo perubahan itu dilakukan ketika ada suatu masalah. Pada kenyataannya ketika ada masalah ( saat kritis ) hampir tidak mungkin kita bisa melakukan perubahan. Hal ini disebabkan karena pada saat itu manusia sudah tidak punya energi dan sumber daya untuk melakukan perubahan. Untuk mengatasi hal diatas maka seorang manusia hrs bisa memanajemen dirinya. Bagaimana caranya . ? Caranya adalah dg menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :

  • Apa yg dapat saya lakukan agar ini menjadi lebih baik lagi ? 
  • Apa saja kesalahan-kesalahan yg telah saya perbuat ? 
  • Kebaikan-kebaikan apa yg belum saya kerjakan ?