Tuesday, June 19, 2012

Pengertian Pertumbuhan Pada Tumbuhan

diambil dari : ourbrain.110mb.com



Coba Anda perhatikan gambar di atas ! 
Apa yang terjadi dengan sebutir biji tersebut ? 
Dalam biologi, biji tersebut dikatakan sedang mengalami pertumbuhan atau dengan kata lain, biji tersebut sedang tumbuh.
Berdasarkan ilustrasi di atas, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan  pada mahkluk hidup  yang bersifat ireverseble ( tidak kembali ).

Beberapa  pengertian pertumbuhan pada tumbuhan , yang sering dikemukakan pada berbagai sumber literatur antara lain :
  • Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang ireversebel ( tidak dapat balik ) karena ada pembelahan mitosis atau pembesaran sel tumbuhan
  • Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, berat atau jumlah sel tumbuhan
  • Pertumbuhan adalah proses perubahan pada mahkluk hidup yang ditandai oleh adanya perubahan ukuran kuantitatif ( yang dapat diukur menggunakan alat ukur tertentu seperti berat, panjang / tinggi ) dan hasil  perubahan tersebut tidak bisa kembali lagi kepada keadaan semula.
Pertumbuhan merupakan sebuah proses kehidupan yang bisa diukur secara kuantitatif.
Pada tumbuhan, proses pertumbuhan dengan mudah dapat kita amati dan kita ukur terutama adanya pertambahan tinggi / panjang batang tanaman.
Alat yang biasa digunakan untuk mengukur pertumbuhan pada tumbuhan dinamakan auksanometer.
Aukasnometer ( from : dc376.4shared.com )

Friday, June 1, 2012

Klasifikasi Mahkluk Hidup

Saking beragamnya jenis mahkluk hidup yang ada dipermukaan bumi dan di dalam lautan mendorong para biolog untuk menemukan sebuah cara yang memungkinkan dan memudahkan manusia dalam memanfaatkan, membudidayakan serta melestarikan beranekaragam jenis mahkluk hidup tersebut.
Atas dasar tersebut, maka lahirlah istilah " klasifikasi ". Klasifikasi berarti  penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Mengklasifikasi berarti menggolong-golongkan menurut jenis; menyusun ke dalam golongan. 

Klasifikasi mahkluk hidup berarti sebuah usaha mengelompokkan mahkluk hidup ke dalam kelompok atau golongan ( takson ) berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri tertentu.

Sedangkan klasifikasi mahkluk hidup bertujuan untuk menyederhanakan obyek biologi  guna mempermudah pengenalan, pemanfaatan, pengembangan serta pelestarian mahkluk hidup.

Dalam sejarah perkembangan biologi, kita mengenal berbagai macam sistem klasifikasi mahkluk hidup. Beberapa macam sistem klasifikasi mahkluk hidup yang pernah dan telah dikenal manusia, antara lain :

1. Klasifikasi Sistem Atifisial 
Klasifikasi sistem artifisial juga disebut klasifikasi sistem Buatan. Sistem ini disusun dengan menggunakan dasar ciri-ciri atau sifat-sifat yang sesuai dengan yang dikehendaki manusia, atau sifat lainnya. Misalnya klasifikasi tumbuhan dapat menggunakan dasar habitat (tempat hidup), habitus atau berdasarkan perawakan (berupa pohon, perdu, semak, ternak dan memanjat).
Sistem Artifisial merupakan ide dari  Aristoteles yang membagi makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan ( Plantae ) dan hewan ( Animalia ). Aristoteles juga  mengelompokkan  tumbuhan menjadi kelompok pohon, perdu, semak, terna serta memanjat ( liana ). 
Selain Aristoteles, ilmuwan lain yang mengembangkan sistem ini adalah Carolus Linnaeus yang mengelompokkan mahkluk hidup berdasarkan alat reproduksinya .Misalnya, dalam dunia tumbuhan kita mengenal ada kelompok tumbuhan berumah satu, tumbuhan berumah dua.
 
2. Sistem Alamiah
Tokoh ilmuwan yang memelopori klasifikasi sistem alami adalah  Michael Adams dan Jean Baptiste de Lamarck
Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi ( bentuk luar tubuh ) secara alami atau wajar apa adanya yang tersedia di alam. 
Contoh :
  • pada dunia hewan kita kenal ada kelompok hewan berkaki dua, berkaki empat, tidak berkaki, hewan bersayap, hewan bersirip, hewan berbulu, bersisik, berambut dan lain-lain. 
  • pada tumbuhan, ada kelompok tumbuhan berkeping biji satu, berkeping biji dua. 
3. Klasifikasi Sistem Filogenetik
Ilmuwan yang dianggap sebagai penggagas Klasifikasi sistem filogenetik adalah Charles R. Darwin pada tahun 1859 yang menyatakan :  terdapat hubungan antara klasifikasi dengan evolusi.
Sistem filogenetik disususn berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson yang satu dengan yang lainnya. Selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi dan anatomi maupun fisiologinya, sistem ini pun menjelaskan mengapa makhluk hidup semuanya memiliki kesamaan molekul dan bio kimia, tetapi berbeda-beda dalam bentuk susunan dan fungsinya pada setiap makhluk hidup.
Klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan persamaan fenotip yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, faal, tingkah laku yang dapat diamati, dan pewarisan keturunan yang mengacu pada hubungan evolusioner sejak jenis nenek moyang hingga cabang-cabang keturunannya. 
Contoh : 
Manusia dalam klasifikasi dikelompokkan dalam satu ordo ( Primata ) bersama-sama dengan kera, simpanse. Dikelompokkan ke dalam satu kelas yang sama ( kelas Mammalia ) bersama-sama dengan sapi, kembing, kera, kerbau dll. 

Selain ketiga sistem klasifikasi yang telah diuraikan di atas, ada cara / sistem pengklasifikasian mahkluk hidup yang lain. Misalnya :
  • Klasifikasi Sistem dua Kingdom, yang mengklasifikasi mahkluk hidup menjadi dua kingdom yakni : kingdom Plantae dan kingdom Animalia atas dasar kemampuan nutrisi ( mensintesis makanan ).
  • Klasifikasi Sistem 3 Kingdom, yang mengklasifikasi mahkluk hidup menjadi 3 kingdom yakni : kingdom Plantae, kingdom Animalia dan kingdom Fungi
  • Klasifikasi Sistem 4 Kingdom, yang mengklasifikasi mahkluk hidup kedalam empat kingdom, yakni : kingdom Plantae, kingdom Animalia, kingdom Fungi dan kingdom Monera.
  • Klasifikasi Sistem 5 Kingdom, yang mengelompokkan mahkluk hidup kedalam lima kingdom, yakni : kingdom Plantae, kingdom Animalia, kingdom Fungi , kingdom Monera dan kingdom Protista.
  • Klasifikasi Sistem 6 Kingdom, yang mengelompokkan mahkluk hidup kedalam enam kingdom, yakni : kingdom Plantae, kingdom Animalia, kingdom Fungi ,  kingdom Protista, kingdom Eubacteria, dan kingdom Archaeobacteria.
Dalam perkembangan selanjutnya, bukan tidak mungkin akan muncul sistem-sistem klasifikasi yang lainnya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.