Friday, January 25, 2013

Pencernaan makanan pada hewan


A.    Sistem Pencernaan Protozoa
Semua hewan bersel satu, pencernaan makanan terjadi di dalam sel itu sendiri. Makanan masuk ke vakuola makanan melalui membran sel di dalam vakuola makanan. Makanan dicerna kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh, sisanya dikeluarkan melalui membran sel.

B.    Sistem Pencernaan Annelida
Sebagai contoh cacing tanah, saluran pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, tembolok, empedal, usus dan anus. Cacing tanah memakan buangan sampah, kemudian makanan masuk ke dalam mulut bersama dengan butiran-butiran tanah, lewat faring dibasahi lendir, disimpan sementara ke dalam tembolok, masuk ke empedal dicerna secara mekanik dengan bantuan butiran tanah. Pencernaan secara kimiawi dan penyerapan sari makaan di dalam usus. Sisa makanan dikeluarkan melalui anus.

C.    Sistem Pencernaan Serangga (Insecta)
Semua serangga memiliki alat pengunyah khusus agar dapat makan daun dengan cepat, masuk ke kerongkongan, kemudian disimpan sementara di tembolok lalu ke empedal.  Di empedal dicerna secara mekanik, masuk ke lambung dicerna secara kimiawi dan terjadi penyerapan sari makanan pada usus besar, lalu sisa pencernaan dikeluarkan melalui anus.

D.    Sistem Pencernaan Ikan (Pisces)
Saluran pencernakan pada ikan terdiri mulut, masuk ke kerongkongan, menuju lambung untuk dicerna secara kimiawi, mengalir ke usus dan bermuara di anus

E.    Sistem Pencernaan katak (Amphibia)
Pada katak, alat pencernakan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Untuk menangkap mangsa menggunakan lidah, dari mulut ke lambung melalui kerongkongan. Terjadi penyerapan sari makanan diusus, dikeluarkan melalui kloaka (muara dari tiga saluran pencernakan, saluran ekstres dan saluran alat kelamin)

F.    Sistem Pencernaan Reptilia
Memiliki alat pencernaan yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Lendir pada reptilia dihasilkan oleh kelenjar ludah untuk membantu mempermudah penelanan mangsa.

G.   Sistem Pencernaan Burung 
     Burung memiliki saluran pencernaan yang terdiri dari mulut, esofagus, tembolok, lambung kelenjar, empedal, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Untuk mengambil makanan, burung menggunakan paruhnya. Namun, paruh tidak berfungsi sebagai pengunyah. Lidah burung runcing, dan keras karena berlapiskan zat tanduk. Makanan dari mulut masuk menuju ke tembolok melalui kerongkongan. Di tembolok makanan disimpan sementara, setelah itu makanan masuk ke dalam lambung kelenjar yang mengeluarkan getah lambung.  
   Di empedal, makanan dihancurkan dengan bantuan pasir atau kerikil. Dari empedal, pencernaan dilanjutkan oleh usus halus. Pankreas dan hati menghasilkan enzim-enzim pencernaan yang dialirkan ke usus halus. Hasil pencernaan diserap oleh pembuluh darah pada dinding usus halus.  Sisa pencernaan dialirkan ke usus besar, kemudian ke rektum dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka

Friday, January 11, 2013

Fakta-Fakta yang Mendukung Teori Evolusi

Rumusan teori evolusi tidak terlepas dari adanya beberapa fenomena yang dianggap sebagai “barang bukti” terjadinya evolusi. “barang bukti” inilah yang membantu menjelaskan adanya evolusi di bumi ini.
Beberapa bukti / fakta yang mendukung teori evolusi, antara lain :

1. Fosil
Fosil merupakan sisa bagian tubuh / jejak tubuh makhluk hidup yang telah membatu atau tertinggal dalam batuan. Salah satu fosil terlengkap yang telah ditemukan ilmuwan adalah fosil yang menggambarkan sejarah evolusi kuda. Berdasarkan studi evolusi kuda, diketahui bahwa :

  • Ukuran tubuh bertambah besar,
  • Kepala bagian depan semakin panjang ukurannya
  • Leher semakin panjang sehingga gerakannya semakin bebas,
  • Perubahan geraham depan dan geraham belakang yang sesuai untuk memakan rumput
  • Tungkai depan dan belakang semakin panjang, jari kaki mereduksi dari 5 menjadi 1 sehingga memungkinkan untuk berlari cepat
2. Variasi mahkluk hidup
Variasi menunjukkan adanya berbagai sifat, cirri diantara mahkluk hidup baik yang satu species / sejenis maupun yang berbeda jenis. Variasi terbentuk oleh adanya pengaruh factor genetic [ keturunan ] yang berinteraksi dengan factor lingkungan. Oleh Darwin dikatakan, variasi sebagai “modal” terjadinya proses seleksi alam yang mengarah kepada terjadinya evolusi.

3. Organ-organ vestigial.
Organ tubuh mahkluk hidup yang tidak / jarang digunakan akan mengalami kemunduran sehingga organ tersebut menjadi tidak berfungsi lagi. Pada manusia, contoh organ vestigial antara lain : umbai acing [ appendiks ], tulang rusuk melayang, tulang ekor, rambut pada dada, buah dada pada laki-laki, gigi taring yang runcing.

4. Homologi
Struktur organ tubuh mahkluk hidup yang asalnya sama dapat mengalami perubahan sehingga fungsinya menjadi berbeda. Organ-organ demikian dikatakan sebagai organ homolog. Contoh homologi, misalnya  : sayap buung dengan tangan manusia [ keduanya sama-sama ekstremitas cranial ].sirip lumba-lumba dengan kaki tikus juga termasuk homologi. Sementara itu beberapa organ memiliki struktur yang berbeda , namun fungsinya sama. Organ demikian dinamakan organ analog dan termasuk dalam analogi. Contoh analogi antara lain : sayap burung dengan sayap kupu-kupu [ struktur berbeda, namun fungsi sama yaitu untuk terbang ].

5. Embriologi perbandingan
Semua embrio hewan multiseluler berasal dari zigot yang tumbuh dan berkembang melalui tahapan-tahapan tertentu [ zigot-morulla-blastula-gastrula ] . Setelah tahap gastrula akan terjadi deferensiasi sehingga menjadi mahkluk hidup dengan morfologi yang berbeda-beda.

6. Perbandingan fisiologi.
Di antara mahkluk hidup terdapat beberapa kemiripan dalam system pernapasan, metabolism, sintesis protein, pembentukan ATP sebagai sumber energy, system reproduksi dan lain sebagainya. Berdasar kenyataan ini mereka berkeyakinan bahwa mahkluk hidup yang ada saat ini merupakan hasil evolusi mahkluk hidup yang ada sebelumnya.

7. Petunjuk Biokimia
Ketika dilakukan uji presipitin oleh Nutall ditemukan adanya kemiripan struktur antigen-antibodi pada berbagai jenis mahkluk hidup

8. Peristiwa domestikasi
Aktivitas manusia di dalam memanfaatkan sumber daya alam hayati yang tersedia di alam liar [ baik hewan maupun tumbuhan ] sehingga  menjadi hewan / tumbuhan  yang “familer” dengan manusia diyakini akan menambah variasi genetic pada hewan/tumbuhan yang dimomestikasi oleh manusia. Contoh : burung merpati liar yang dipelihara oleh manusia dapat “iubah” menjadi burung dara, burung puter, merpati berjambul, merpati pos, dan lain sebagainya. Contoh lain, kuda yang hidup liar di padang rumput dapat “diubah” manusia menjadi kuda pacu, kuda tunggangan, kuda penarik beban.

Inilah beberapa fakta yang digunakan oleh para pendukung kebenaran ilmiah teori evolusi. Bukan mustahil, fakta-fakta akan terus bertambah seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia.